Pendahuluan
|
Bagian ini sangat penting bagi
anda yang baru pertama kali belajar bahasa Jepang. Sebelum anda melangkah lebih
jauh ke materi bahasa Jepang
kami yang lain, sebaiknya pelajari terlebih dahulu bagian ini. Pada bagian
ini berisi mengenai karakteristik bahasa Jepang, ungkapan, angka, dan waktu.
|
Karakteristik Bahasa Jepang
Pada bagian ini berisi mengenai
karakteristik atau ciri-ciri umum bahasa Jepang.
Pemahaman mengenai hal tersebut sangat diperlukan bagi anda yang baru pertama
kali belajar Bahasa Jepang. Berikut adalah karakteristik umum Bahasa Jepang
Huruf Jepang
|
Ciri-ciri yang paling mencolok dari bahasa Jepang adalah tulisannya. Bagi kebanyakan
pembelajar bahasa Jepang, huruf jepang
merupakan bagian yang paling sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Namun
demikian, sangat perlu dan menarik untuk dipelajari.
Bahasa Jepang mempunyai konsep
tulisan yang berbeda dengan bahasa lainya di dunia. Terdapat 3 tulisan yang
digunakan oleh Jepang, yaitu, hiragana, katakana, dan kanji. (Ke-3 tulisan tersebut bisa saja
muncul
dalam satu kalimat sederhana). Setiap huruf hiragana dan katakana
mewakili bunyi dari setiap huruf tersebut, sedangkan huruf kanji mewakili baik
bunyi maupun arti.
Namun selain ke-3 tulisan tersebut
diatas, Jepang juga kadang-kadang menggunakan huruf romaji, yaitu huruf latin
yang biasa kita gunakan. Huruf romaji digunakan untuk mempermudah orang asing
dalam membaca huruf.
Lafal / Ucapan
Bahasa Jepang
|
Bunyi atau lafal
Bahasa Jepang sangat mudah sekali diucapkan. Bahasa Jepang mempunyai 5
huruf vocal yaitu, A, I, U, E, dan O. Huruf-huruf vocal tersebut diucapkan
dengan jelas, sama pengucaannya seperti dalam bahasa Indonesia. Jepang tidak
mempunyai huruf konsonan yang dapat berdiri sendiri (pengecualian huruf “n”).
Setiap huruf jepang (selain huruf vocal yang dapat sendiri) merupakan gabungan
dari huruf konsonan-vokal, seperti ka, ki, ku, ke, ko dll.
• Huruf “u” di belakang kalimat tidak perlu dilafalkan.
Contoh: "Desu" dibaca "des" " Masu dibaca "mas" |
• Huruf “n” mempunyai beberapa
pengucapan, yaitu “n”, “ng” dan “m”.
Contoh: "konnichi wa” dibaca “konnichi wa”. “sumimasen” dibaca “sumimaseng”. “konban wa” dibaca “kombang wa”. |
• Hati-hati dengan bunyi
panjang!!! Bunyi panjang dalam bahasa Jepang dapat
merubah arti.
Contoh: Ojisan (paman) → Ojiisan (kakek) Obasan (bibi) → Obaasan (nenek) |
Susunan Kalimat
|
Susunan kalimat bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Indonesia maupun
Inggris. Kalau di Bahasa Indonesia atau Inggris kita mengikuti pola Subjek – Predikat – Objek, maka Bahasa Jepang
mengikuti pola Subjek – Objek – Predikat.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Susunan
Kalimat Bahasa Inggis
Subjek
|
Predikat
|
Objek
|
I
Saya |
Learn
belajar |
Japanese
bahasa jepang |
Susunan
Kalimat Bahasa Jepang
Subjek
|
Objek
|
Predikat
|
Watashi wa
Saya |
nihongo o
bahasa Jepang |
benkyoo shimasu
belajar |
Agak rumit memang apabila kita
memperhatikan contoh diatas, namun jangan khawatir, semuannya hanya masalah
waktu. Anda akan terbiasa dengan pola kalimat seperti itu. Bahasa Jepang tidak
sesulit yang anda bayangkan!!!
Partikel
|
Partikel atau kata Bantu merupakan bagian
yang sangat penting dalam pembentukan kalimat bahasa
Jepang. Fungsi dari partikel adalah sebagai konektor atau penghubung
kata satu dengan kata lainnya.
Banyak dari partikel yang tidak ada
padananya dalam bahasa Indonesia, sehingga agak sedikit merepotkan bagi orang
yang baru belajar bahasa Jepang. Contoh partikel bahasa Jepang yaitu, partikel
“wa” dan “o”.
Partikel "wa" tidak mempunyai arti, namun
berfungsi sebagai penanda subjek. Maksudnya
adalah kata sebelum partikel wa adalah subjek dari kalimat tersebut.
Contoh:
Subjek
|
Partikel
|
Predikat
|
Copula
|
Watashi
Saya |
wa
(Tidak ada arti) |
Arif
Arif |
desu
(tidak ada arti) |
Note: Desu pada kalimat di atas digunakan
sebagai penanda berakhirnya satu kalimat dan
menunjukan kalimat yang sopan atau santun.
Sedangkan partikel o merupakan partikel penanda objek. Maksudnya adalah kata sebelum partikel "o" merupkan objek dari kata kerja.
Sedangkan partikel o merupakan partikel penanda objek. Maksudnya adalah kata sebelum partikel "o" merupkan objek dari kata kerja.
Tata Bahasa Jepang Secara Umum
|
• Verb atau kata kerja selalu
diletakan di belakang kalimat.
• Bahasa Jepang hanya mempunyai 2 tenses, yaitu bentuk sekarang, dan bentuk lampau.
• Kata Benda dan kata kerja tidak terpengaruh oleh gender dan jumlah.
• Subjek dalam bahasa Jepang sering kali dihilangkan apabila konteks kalimatnya sudah jelas.
• Setiap kata kerja dalam bahasa Jepang mengalami perubahan dan setiap perubahan tersebut akan menyebabkan perubahan baik artinya maupun tensesnya.
• Bahasa Jepang hanya mempunyai 2 tenses, yaitu bentuk sekarang, dan bentuk lampau.
• Kata Benda dan kata kerja tidak terpengaruh oleh gender dan jumlah.
• Subjek dalam bahasa Jepang sering kali dihilangkan apabila konteks kalimatnya sudah jelas.
• Setiap kata kerja dalam bahasa Jepang mengalami perubahan dan setiap perubahan tersebut akan menyebabkan perubahan baik artinya maupun tensesnya.
Thanks To : http://www.freejapanese.org/